Knowledge, Music and Study Like a Link & Match For Me

Wednesday, March 31, 2010

Chicago - Just You N' Me


[ DOWNLOAD ]

Lyric :

You are my love in my life
And you are my inspiration
Just you 'n me
Simple and free
Baby you're everything I've ever dreamed of
Yeah, yeah

Give me your own special smile
Promise you'll never leave me
Just you 'n me
Simple and free
Life is so easy
When you're beside me
Oh girl

Come hold me close
Never release me
Oh baby don't release me
Open your arms, let my love in
Let me in, let me in, let me in
Love me tonight, love me forever
And ever
You know I can't forget you

Just you 'n me to carry on
Simple and free my lovely
To flow as one as love's reward
Lovin' you girl is so damn easy

Yeah, yeah

You are my love in my life
You are my inspiration
Just you 'n me
Simple and free
Baby you're everything I've ever dreamed of
yeah..

FLASH OF GENIUS


Di malam pernikahannya tahun 1953, seorang Doktor bernama Robert Kearns hampir saja mata kirinya buta total akibat membuka tutup botol sampanye. Satu dekade kemudian, Ia begitu bahagia menjalani kehidupan pernikahannya bersama istrinya Phyllis dan menjadi ayah dari keenam anaknya. Suatu ketika ia sedang mengemudi mobil saat hujan rintik-rintik, dan bergeraknya wiper mobil secara terus-menerus mengganggu penglihatannya sehingga ia tidak bisa berkonsentrasi mengendarai mobil dengan baik. Peristiwa inilah yang mengilhami dia untuk menciptakan suatu mekanisme kerja dari sebuah wiper mobil bisa bekerja seperti mata manusia yang kejapkan setiap saat, beberapa detik lebih baik dibandingkan dengan wiper yang bergerak secara terus-menerus tanpa jeda.


Dengan dukungan keuangan dari Gil Privick, Robert mengubah ruang bawah tanahnya menjadi laboratorium dan mengembangkan sebuah prototipe yang ia tes pada kaca akuarium sebelum ia pasang pada mobilnya. Robert Kearns ingin mempatenkan penemuannya oleh karena itu Ia menunjukkan penemuannya kepada para peneliti Ford Motor Company, yang juga telah bekerja pada proyek serupa namun belum berhasil. Robert pun mendemonstrasikan prototipe yang telah dibuatnya tetapi tidak menjelaskan cara kerjanya sampai ada kesepakatan yang baik dengan pihak korporasi perusahaan Ford. Terkesan dengan penemuan Robert, eksekutif Tyler Macklin memintanya untuk mempersiapkan rencana bisnis seperti rincian biaya setiap unitnya, yang mana dalam hal ini Robert berniat untuk memproduksi sendiri Intermittent Wiper temuannya.


Karena Robert ingin memproduksi sendiri Intermittent Wiper temuannya untuk mobil Ford Motor Company, Ia kemudia menyewa gudang yang rencananya akan digunakan sebagai pabrik. Layaknya sebuah kerjasama ada semacam pertukaran informasi, Ford membutuhkan sejumlah informasi mengenai Intermittent Wiper milik Robert, Robert kemudian meminjamkan prototipe buatannya kepada Ford dan untuk selanjutnya tinggal menunggu respon dari pihak perusahaan. Waktu berlalu, berapa bulan kemudian, secara mengejutkan Robert menerima kabar dari seorang teman baiknya Gil Privick bahwa Ford membatalkan kerjasama dengan Robert dengan alasan bahwa bekerja sama dengan orang yang belum berpengalaman bukanlah gaya Ford. Singkatnya adalah Ford Motor Company tidak tertarik lagi dengan Intermittent Wiper buatan Robert.


Frustrasi, Robert secara diam-diam menyelinap masuk ke dalam ruang konvensi perdagangan Ford dimana acara launching varian mobil mustang terbaru sedang berlangsung dan di tempat itu juga Ford mempromosikan Intermittent Wiper sebagai nilai jual utama. Menyadari bahwa Ford Motor Company telah menggunakan idenya tanpa memberikan kredit atau pembayaran atas penggunaannya, Robert mulai dilanda rasa keputusasaan yang begitu dalam, dia pun naik bus Greyhound menuju Washington, DC, dimana ia rupanya berharap bisa menemukan jalur hukum. Akan tetapi harapan Robert Kearns bisa sampai ke Washington tidak terwujud karena polisi dari Maryland menemukan dan menurunkan dia dari bus kemudian mengantarnya ke rumah sakit jiwa, di mana ia dirawat karena gangguan saraf.


Dua bulan kemudian, akhirnya dokter memutuskan untuk melepaskannya ketika melihat obsesinya telah mereda, ia kembali ke rumah sebagai seorang yang gagal menerima pengakuan publik atas prestasinya. Dari sinilah ia mulai menyusun rencana untuk melawan Ford Motor Company, selama itu pula ia diceraikan oleh isterinya serta dijauhi oleh anak-anaknya, yang pada akhirnya semua anak-anaknya mendukung dia pada saat persidangan. Yang menarik di sini adalah Robert Kearns mewakili dirinya sendiri atau tanpa pengacara setelah ia memutuskan bahwa pengacara Gregorius Lawson tidak menunjukkan ketertarikannya melawan Ford Motor Company. Walau ditawar $ 30 juta untuk sebuah penyelesaian, tanpa ada pengakuan kesalahan dari pihak Ford Motor Company, Robert tetap saja memutuskan untuk menyerahkan nasib di tangan juri, yang menentukan pelanggaran Ford Motor Company. Sesuai dengan harapan Kearns, para juri benar-benar menggunakan nalurinya, Robert Kearn memenangkan persidangan dan berhak mendapat $ 10.1 juta dari Ford Motor Company serta hak pengakuan Intermittent Wiper sebagai penemuannya. Dia kemudian menggugat Chrysler Corporation dan memenangkan $ 18.7 juta atas perlawanannya terhadap Chrysler Corporation.



Kacamatamakna.blogspot.com. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah film tersebut, mulai dari berharganya ide dan kreatifitas, kekuatan komitmen dan tekad dalam memperjuangkan hak, hingga pelajaran bahwa seringkali perjuangan dalam menuntut kebenaran dan keadilan ternyata tidaklah semudah membalik telapak tangan dan penuh dengan perjalanan yang berliku. Dalam banyak kejadian, seseorang akan langsung menyerah dalam menuntut hak ketika harus berhadapan dengan korporasi besar ataupun penguasa, karena menyadari perjuangan untuk menuntuk hak tersebut pasti akan menguras tenaga, biaya, pikiran, dan emosional. Akan tetapi Dr. Kearns bukanlah orang dalam banyak kejadian tersebut, ia adalah contoh langka seseorang yang dengan gigih dan tidak kenal menyerah dalam memperjuangkan haknya. Pertanyaannya sekarang, siapkah kita menjadi manusia langka seperti Dr. Robert Kearns atau kita lebih memilih menjadi manusia kebanyakan? Adakah yang bisa menjawab pertanyaan sedasyat ini?


* * * * * *


Tuesday, March 30, 2010

KEJAHATAN SOSIAL


Selain mempermudah komunikasi, internet dan media sosialisasi lainnya sedang ngetren dan saat ini juga membantu para kriminalitas melakukan hajat mereka. Hari-hari dengan facebook misalnya, dihiasi dengan berita-berita penyalahgunaan foto dan lain sebagainya. Pelakunya tak lain adalah salah satu teman virtual yang telah kita add. Dengan mengamati foto-foto dan update status, dengan mudah bisa diketahui berbagai hal yang behubungan dengan kita seperti pakaian dan pergaulan sosial, tempat liburan yang dikunjungi, rutinitas sehari-hari dan lain sebagainya.

Sebagian kriminalitas tersebut sebetulnya bisa dicegah karena memanfaatkan informasi yang diterbitkan oleh kita sendiri, terutama meng-upload foto-foto yang kita miliki. Agar orang jahat tidak tahu banyak tentang kita, tinggal berhenti saja sembarang mem-posting informasi sensitif. Sederhana?

Menyenangkan memang rasanya mempublish foto-foto yang kita miliki di facebook, karena dengan foto tersebut kita bisa saling mengenal satu sama lain tanpa harus bertemu secara langsung. Di lain pihak, terkadang kita tidak peduli membuka segala aspek tentang diri kita bagi publik. Foto-foto yang di posting ini dengan mudahnya bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tapi begitulah, kita dengan bangganya meneruskan living in public tanpa peduli apakah semua teman yang telah di-add atau teman yang meng-add kita sebagai teman benar-benar menginginkan kita sebagai teman. Nyatanya, sebagian dari teman virtual tersebut justru mencari-cari hal dari kita yang bisa di jadikan bahan ejekan, tertawaan, dan hal lainnya yang terkadang membuat sang korban menjadi merasa dipermalukan dan tentunya tidak nyaman.

Saya sendiri pernah merasa sangat tidak nyaman atas penyalahgunaan foto yang telah saya posting di facabook. Walau masih dalam batas yang masih bisa ditoleransi alias masih dalam skala wajar (kedepannya gak tahu jika hal ini terjadi lagi di luar batas toleransi). Saya sebagai orang yang introvert terkadang mudah tersinggung, akan tetapi tidak dengan blak-blakan mengekspresikannya di depan teman-teman karena dalam pikir saya hal seperti itu tidak perlu diambil hati dan akan hilang dengan sendirinya seiring dengan waktu. Meski kenyataannya tidak.

Jika diperhatikan foto yang ada di samping, memang tidak ada yang aneh atau ada hal yang harus di perkarakan. Tapi lain saya, lain orang lain. Saya tidak sangat suka effort yang kayak gini di-publish (terutama kepada sang maker). Coba perhatikan, di antara foto tersebut ada gambar “Love”-nya dengan tulisan di dalamnya. Gambar itulah yang membuat saya merasa tidak nyaman! Awalnya saya tidak tahu siapa orang di sebelah kiri foto ini, tapi belakangan ini saya sudah tahu kalau dia adalah senior saya, satu jurusan dengan saya. Dan saya lebih tidak tahu lagi siapa sang maker foto ini karena saya belum berteman dengan dia di facebook.

Pertama kali saya melihat foto ini dari salah seorang teman di facebook yang di-tag oleh sang maker foto untuknya, saya pun langsung meng-add sang pemilik foto ini sebagai teman supaya saya bisa comment di bawah foto tersebut. Sepertinya sang pemilik foto ini sangat tidak sabar menantikan comment dari saya, karena hanya dalam beberapa detik kemudian saya sudah di-approve sebagai teman. Konstan, saya pun langsung comment seperti ini “Orang yang di sebelah kiri itu dari planet mana sih? Kok fotonya sangat tidak manusiawi gitu ya?” Lanjut “I have no idea with your picture. You guy inform me or joke me? Whatever!” Ternyata comment saya yang pertama menimbulkan masalah, ada yang tidak senang alias marah. Berikut adalah comment-comment setelah saya :
“@roy....pemai.......mo suka maen catur ngana p gigi...?” (@roy, kurang ajar, suka gigi kamu dipakai main catur?). “awas ta dapa p ngana...dari planet mana...??? dari planet tu mo kase ancor p ngana...............” (awas ya kalau saya ketemu sama kamu. Dari planet mana? saya planet yang akan bikin kamu babak belur). “bkng esmosi ini....cm mo se rasa p dia tu pukulan dari planet............” (Bikin emosi, cuma mau kasih tahu bagaimana rasanya pukulan dari planet …..).

Awalnya saya pikir kalau mereka itu punya selera humor yang tinggi, kenyataannya tidak demikian jika dilihat dari comment-comment di atas. Seandainya saja comment tersebut di atas benar-benar terealisasi di dunia nyata, maka sang maker foto ini harus bertanggung jawab karena dia adalah sumber masalahnya. Agar masalahnya tidak menjadi semakin rumit, saya dengan segera me-remove mereka dari daftar teman di facebook termasuk segera menghapus semua comment yang telah saya tulis. Kita kan tidak pernah tahu kalau masalah yang awalnya hanya menggelepak-gelepak berubah menjadi badai yang sistematis.

Saya masih bertanya-tanya dalam hati respon seperti apa yang diharapkan oleh sang maker foto ini dari sejumlah orang yang telah di-tag olehnya! Saya sendiri masih sangat berharap orang yang melihat foto ini tidak berpikir yang tidak-tidak bahwa orang dalam foto tersebut adalah “Whore-son-bitch”. Itu pasti lebih menyakitkan lagi. Mungkin saja sang maker foto ini sedang menekuni studi pencintraan wajah, karena saking begitu semangatnya sampai-sampai lupa kalau hasil dari studinya ada yang tidak suka atau merasa tersinggung. Atau sang maker foto ini lagi gak tahu mau bikin apa, jadinya untuk mengisi kekosongan itu, ia melakukan studi komparasi wajah secara illegal dengan teman-teman facebook sebagai objek penelitiannya. Memang benar kata Eric Hofler bahwa an empty head is not really empty; it is stuffed with rubbish. Hence the difficulty of forcing anything into an empty head. Termasuk kesulitan memasukkan kedalam kepala hal-hal yang baik seperti ilmu pengetahuan.

Berbagai teori bisa dikemukakan untuk menjelaskan kelakuan kita sebagai pengguna situs jejaring sosial. Misalnya bahwa setiap orang dari kita sebetulnya selalu haus perhatian, dan bermimpi jadi selebriti. Atau teori signalling, dimana orang memang merasa perlu untuk membuat orang lain tahu tentang status sosialnya, kemampuan, kekayaan, kepintaran, kehebatan dan keberanian, karena sinyal ini akan memberikan keuntungan kepada si pembuat sinyal, jika sinyalnya diterima orang-orang yang tepat. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika sinyalnya diterima oleh orang-orang yang tidak tepat kayak sang maker foto yang geje dan sotoy itu. Harus bagaimana lagi, seperti itulah situs jejaring social seperti facebook dan situs jejaring social lainya, hitam dan putih bagaikan mata rantai yang saling mengikat.

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa saya adalah orang yang introvert sedangkan dunia ini dihuni lebih dari setengah orang-orang yang extrovert. Para extrovert memang selalu ingin berinteraksi dengan orang lain, menjadi pusat perhatian, ingin bertemu kenalan baru, dan juga lebih terbuka tentunya. Jika mayoritas populasi adalah introvert seperti saya, barangkali kita tidak akan pernah tahu bahwa ada seorang pemuda jenius bernama Mark Zuckerberg (bukan sang maker foto yang norak itu loh).

*******

Sunday, March 28, 2010

E-mail


Seorang penggangguran melamar pekerjaan sebagai office boy di istana Negara (kantor presiden SBY), Jakarta. Salah satu staf presiden mewancarai dia dan melihat dia membersihkan lantai sebagai testnya.

“Kamu diterima,” katanya. “Berikan e-mailmu dan saya akan mengirim formulir untuk diisi dan pemberitahuan kapan kamu mulai bekerja.”

Laki-laki itu menjawab, “Tapi saya tidak punya komputer, apalagi e-mail.”

“Maaf,” kata pewawancara. “Kalau kamu tidak punya e-mail, berarti kamu tidak punya hidup. Dan siapa yang tidak punya hidup, tidak bisa diterima bekerja.”

Laki-laki itu pergi dengan harapan kosong. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya dengan Rp. 100.000 di dalam kantongnya. Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke Pasar Minggu dan membeli 10 kg peti tomat. Ia menjual tomat itu dari rumah ke rumah. Kurang dari 2 jam, ia berhasil melipat gandakan modalnya. Ia melakukan kerjanya tiga kali, dan pulang dengan membawa Rp. 300.000. Dia pun sadar bahwa ia bisa bertahan hidup dengan cara seperti ini. Ia mulai bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari. Dia pun membeli gerobak lalu truk, kemudian akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengiriman sendiri.

Lima tahun kemudian, laki-laki itu sudah menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar di Indonesia.

Ia mulai merencanakan masa depan keluarga, dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa. Ia menghubungi broker asuransi, dan memilih protection plan.

Sang brokerpun menanyakan alamat e-mailnya.

Laki-laki itu menjawab, “Saya tidak punya e-mail.”

Sang broker bertanya dengan penasaran, “Anda tidak memiliki e-mail, tapi bisa sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau Anda punya e-mail?!”

Laki-laki itu berpikir sejenak lalu menjawab. “Ya, saya mungkin sudah jadi office boy di istana Negara!”

Taken from katalog buku teks penerbit ANDI.

Monday, March 22, 2010

JARING Vs JARINGAN

Akhir-akhir ini, fakultas teknik universitas tempat saya menimbah ilmu pengetahuan tepatnya jurusan teknik elektro terutama konsentrasi minat teknik tenaga listrik (arus kuat) sedang memperdebatkan dua kata yang kelihatan sama yaitu “Jaring” dan “Jaingan”. Saya sendiri tidak tahu pasti sejak kapan masalah (mungkin bukan benar-benar masalah) ini ada, tapi yang jelas sampai sekarang belum ada kejelasan atau pembenaran akan penggunaan kata tersebut. Mungkin kalian yang membaca blog ini agak bingung dimana letak permasalahannya. Baiklah, saya akan menjelaskan mengenai hal itu.


Seorang teman baik saya mengajukan sebuah judul skripsi dengan judul (bukan judul yang sebenarnya) “Desain Jaringan Distribusi Listrik di Dareah X”. Sepintas jika dilihat tidak ada masalah dengan judul yang diajukan oleh teman saya ini, ya semuanya terlihat normal-normal saja. Akan tetapi ketika teman saya membaca beberapa judul skipsi yang terpajang di perpustakaan, ia menemukan judul skripsi yang tidak menggunakan kata “Jaringan” lagi tetapi kata “Jaring”, terutama skripsi-skripsi yang baru masuk milik para senior-senior. Karena menurutnya mungkin kata “Jaring” lebih tepat dari pada kata “Jaringan”, maka teman saya ini mengganti judul skripsinya menjadi “Desain Jaring Distribusi Listrik di Dareah X” dengan kepala penuh dengan tanda tanya.


Setelah yakin bahwa teman saya ini sudah menemukan judul skripsi yang tepat (kecuali kata ‘Jaring’ itu), ia pun segera menunjukkannya kepada dosen-dosen teknik tenaga listrik yang berkompeten untuk mendapat persetujuan sekaligus menentukan siapa dosen pembimbingnya. Konstan saja ada yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan penggunaan kata “jaring” yang terselip di dalam judul skripsi tersebut. Dosen A maunya pakai “jaring”, Dosen B maunya pakai “jaringan”, kepala teman saya termasuk saya sendiri dipenuhi tanda tanya besar. Tetapi ada juga dosen yang tidak memberikan pendapat apa-apa. Mungkin di dalam batin mereka meronta-ronta, cuma tidak tahu aja bagaimana mengekspresikannya. Bingung harus ikut yang mana karena keduanya belum mengeluarkan penyataan atau penjelasan tertulis bahkan lisan mengenai penggunaan kedua kata tersebut. Tentu saja dalam hal ini mahasiswa yang akan menjadi korban, terpental kesana kemari seperti bola pimpong, coret ini coret itu, ganti ini ganti itu, dan blah..blah..blah…! Kayak gitu deh kalau kedua belah pihak sama-sama ngotot mempertahankan gagasannya. Benar-benar membingungkan dan sangat misterius pastinya. Anehnya, mereka tidak pernah duduk bersama memecahkan permasalahan ini, apakah “jaring” atau “jaringan” yang benar atau malah kedua-duanya benar. Entahlah, sangat ironis sekali!


Memilih kata memang bukan pekerjaan yang ringan. Penulis perlu memiliki perbendaharaan kata yang banyak serta intuisi berbahasa yang tajam. Kata-kata yang dipilih tidak hanya sekedar harus dapat mewakili secara tepat apa yang ingin disampaikan, tetapi juga harus dapat dipahami dan diterima oleh pembaca tulisan kita. Keraf menyatakan bahwa persoalan pemilihan dan pendayagunaan kata mengacu pada kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Dengan kata lain, pemilihan kata menyangkut dua hal, yaitu ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan artinya, kata-kata yang dipilih harus dapat menggambarkan secara cermat apa yang ingin dikemukakan oleh penulis. Kesesuaian atau kecocokan maksudnya, kata-kata yang digunakan harus serasi dengan konteks tulisan dan keadaan pembacanya.


Mengapa dalam memilih kata harus memperhatikan pembaca? Karena penulis berkeinginan bahwa apa yang ditulis dapat dibaca, dipahami, diterima, dan ditanggapi pembaca dengan respon yang sesuai dengan harapan kita. Pembaca adalah sasaran atau penerima pesan dari tulisan yang ditulis. Mereka tidak bisa dipersalahkan kalau pesan yang dikemukakan tidak dapat dipahami dengan baik. Sebagai penyampai pesan, maka penulis harus berusaha menyesuaikan diri dengan mereka. Bukan sebaliknya.


Ketergantungan pesan yang disampaikan dipengaruhi pula oleh pemaknaan yang berbeda terhadap suatu kata. Perbedaan itu disebabkan oleh pengalaman, perasaan, dan pengetahuan seseorang. Implikasinya kita sebagai penulis berkewajiban untuk menghilangkan atau meminimalkan kemungkinan timbulnya gangguan pemaknaan pembaca atas tulisan yang disajikan. Atas dasar itu pula, banyak ahli komunikasi yang menyatakan bahwa keberhasilan seorang komunikator-penulis dan pembicara sangat dipengaruhi oleh kemampuannya memahami keadaan pembaca serta merasakan ketersambungan pesan yang dikemukakannya. Lebih lengkap mengenai rambu-rambu pemilihan kata klik DI SINI.



Kalau menurut kalian, mana yang lebih tepat “Desain Jaring Distribusi Listrik di Dareah X” atau “Desain Jaringan Distribusi Listrik di Dareah X”? Jaring atau Jaringan? Tentukan pilihanmu dan jangan lupa berikan alasan mengenai pilihan kamu! Ingat (ting..ting…), belokan sedikit saja bisa menimbulkan takdir yang berbeda loh... Leave your comments now if you want to?

Travie McCoy Ft. Bruno Mars - Billionaire


Lirik :

[Bruno Mars]
I wanna be a billionaire so fricking bad
buy all of the things I never had
uh, I wanna be on the cover of Forbes magazine
smiling next to Oprah and the Queen

[Chorus]
Oh every time I close my eyes
I see my name in shining lights
A different city every night oh yeah...
I swear the world better prepare
for when I’m a billionaire

[Travis “Travie” McCoy]
Yeah I would have a show like Oprah
I would be the host of, everyday Christmas
give Travie a wish list
I’d probably pull an Angelina and Brad Pitt
and adopt a bunch of babies that ain’t never had sh-t
give away a few Mercedes like here lady have this
and last but not least grant somebody their last wish
its been a couple months since I’ve single so
you can call me Travie Claus minus the Ho Ho
get it, hehe, I’d probably visit where Katrina hit
and damn sure do a lot more than FEMA did
yeah can’t forget about me stupid
everywhere I go Imma have my own theme music

[Chorus]
Oh every time I close my eyes
I see my name in shining lights
A different city every night oh
I swear the world better prepare
for when I’m a billionaire
oh oooh oh oooh for when I’m a Billionaire
oh oooh oh oooh for when I’m a Billionaire

[Travis “Travie” McCoy]
I’ll be playing basketball with the President
dunking on his delegates
then I’ll compliment him on his political etiquette
toss a couple milli in the air just for the heck of it
but keep the fives, twentys (?) completely separate
and yeah I’ll be in a whole new tax bracket
we in recession but let me take a crack at it
I’ll probably take whatever’s left and just split it up
so everybody that I love can have a couple bucks
and not a single tummy around me would know what hungry was
eating good sleeping soundly
I know we all have a similar dream
go in your pocket pull out your wallet
and put it in the air and sing

[Bruno Mars]
I wanna be a billionaire so fricking bad
buy all of the things I never had
uh, I wanna be on the cover of Forbes magazine
smiling next to Oprah and the Queen

[Chorus]
I wanna be a billionaire so frickin bad!

[ DOWNLOAD ]

RAMBU-RAMBU PEMILIHAN KATA



Penulis harusnya cermat memilih kata. Karena setiap kata memiliki nuansa makna yang unik. Oleh karena itu, penggunaannya harus memperhatikan ketepatan, kesesuaian, dan kemenarikan. Untuk itulah, penulis perlu mempelajari dan memahami hubungan makna antarkata (hiponimi, homografi, polisemi, antonimi, dan sinonimi), perubahan makna (amelioratif, peyoratif, sinestesia, meluas dan menyempit), majas dan sebagainya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata.


1. Membedakan dengan cermat kata-kata denotatif dan konotatif


Kita tahu bahwa kata tidak selalu mengacu pada pengertian dasarnya, tetapi juga merujuk pada tautan atau asosiasi dengan hal yang lain. Perhatikan contoh berikut!

(1) Dia makan lahap sekali.

(2) Honor anak buahnya, dia makan juga.


Selanjutnya, untuk keperluan penulisan, manakah yang lebih cocok digunakan? Tergantung pada tujuan penulisan, topik tulisan serta sifat tulisan. Kalau penulis bermaksud mengemukakan hal-hal yang bersifat keilmuan, maka kata-kata denotatiflah yang akan mendominasi karangan. Mengapa? Karangan-karangan ilmiah menyampaikan gagasan atau informasi yang harus dipahami secara persis. Kata-kata yang digunakan tidak menimbulkan kesalahtafsiran atau kesalahmaknaan. Dapat dibayangkan kalau tulisan mengenai pembelajaran atau teknik operasi dalam kedokteran menggunakan kata-kata konotatif. Akibatnya bisa fatal.


Sebaliknya, jika penulis sampaikan adalah karya-karya kreatif seperti karya sastra, iklan, tulisan populer, atau yang berkaitan dengan sentuhan emosional pembaca, maka kata konotatif yang akan banyak mewarnai tulisan. Pada karya-karya kreatif seperti itu, kegandaan tafsiran atau tautan pikiran pembaca dengan suatu hal merupakan sesuatu yang biasa bahkan disengaja. Semakin kaya penafsiran atas suatu karya sastra serta semakin meluas dan mendalam tautan makna yang dimunculkannya, misalnya akan semakin bermutu karya itu.


Hal yang harus diingat bahwa batas penggunaan kedua kata macam itu merupakan sebuah rentangan. Sebagai basis berbahasa, kata-kata denotatif merupakan bahan utama dalam karangan apapun. Kata-kata itu digunakan baik dalam karya ilmiah maupun karya kreatif. Adapun kata-kata konotatif jarang digunakan untuk penulisan karya ilmiah. Kalau pun ada, akan sangat sedikit dan tidak sampai mengganggu pemaknaan. Sementara itu, dalam karya sastra atau karya kreatif lainnya, keberadaan kata-kata konotatif lebih terasa daripada dalam karya ilimiah. Oleh karena kata-kata bermakna konotatif merupakan tambahan makna atau suatu kata, maka penulis akan dapat menggunakannya dengan baik bila makna denotasinya dipahami dengan baik pula.


2. Mencermati kata-kata yang bersinonim


Seperti telah dikemukakan di atas, setiap kata mempunyai nuansa makna yang khas. Bagaimanapun tingginya tingkat kesinoniman antarkata, tidak ada sinonim yang mutlak. Perbedaan itu pasti ada. Mungkin berkaitan dengan keumuman dan kekhususan jangkauan maknannya, kandungan emosional yang terdapat di dalamnya, serta distribusinya dalam konteks berbahasa.


3. Memperhatikan pergeseran atau perubahan makna kata yang terjadi


Makna suatu kata dapat berubah. Perubahan itu dapat disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya adalah kekreatifan pemakainya. Kata yang ada dibatasi maknanya atau diberikan makna baru dengan cakupan yang lebih meluas atau menyempit, atau nilai rasa yang positif atau negatif. Dalam buku-buku tata bahasa, konsep perubahan makna kata itu dikenal dengan istilah meluas, menyempit, ameliorasi, peyorasi, metafora, metonim, dan sinestesa.


Implikasinya, penulis harus memperhatikan perubahan makna dari kata yang dipilih dengan cermat. Kata pahit misalnya, tidak hanya mengacu pada rasa makanan atau minuman saja yang dikecap oleh lidah, tetapi juga pada sesuatu hal (perkataan, perbuatan, atau peristiwa) yang tidak nyaman dirasakan oleh nurani atau perasaan. Sehubungan dengan adanya perubahan makna kata, makna di satu sisi penulis dapat memanfaatkannya sebagai kekayaan sumber daya pengungkapan maksud (variasi kata), terutama untuk kata-kata yang mengalami perubahan makna meluas. Di sisi lain, perlu kehati-hatian menggunakannya agar tidak memunculkan kesalahpahaman. Atas dasar itu, maka pemilihan kata yang seperti ini hendaknya didasarkan atas pertimbangan :

· Kelaziman dan keterkenalan makna kata dalam masyarakat bahasa.

· Kesesuaian makna kata dalam konteks dengan maksud tulisan.


4. Mencermati pemakaian kata-kata teknik dan populer


Pengertian kata-kata teknis dan populer dibedakan berdasarkan frekuensi dan lingkup pemakaiannya dalam lapisan masyarakat pemakai bahasa. Kata-kata teknis biasanya dikenal dan digunakan oleh kalangan terpelajar dalam ruang lingkup komunikasi yang agak terbatas dan bersifat resmi, seperti dalam seminar, diskusi ilmiah, rapat dinas, pembelajaran, makalah, laporan, surat dinas, dan media massa. Ada kata-kata populer dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat dalam berbahasa sehari-hari.

Sebenarnya, batas antara kata populer dan kata teknis itu bersifat relativf. Maksudnya suatu kata yang pada masa tertentu dikelompokkan sebagai kata teknis. Tetapi, karena sering digunakan di kalangan umum akhirnya kata itu dipahami dan digunakan oleh khalayak luas. Kondisi ini menggeser pengelompokan kata teknis tersebut menjadi kata populer.


Lalu, implikasinya apa terhadap pemilihan kata dalam tulisan? Diksi mana yang akan digunakan? Hal ini tergantung kepada siapa pembaca tulisan kita dan apa yang akan ditulis. Kalau yang akan ditulis adalah masalah dinas atau keilmuan dan sasarannya adalah kelompok khusus, maka penggunaan kata-kata teknis akan lebih sesuai. Sebaliknya, kalau tulisan menyangkut masalah umum yang akan dikonsumsi oleh khalayak kebanyakan, maka kata-kata populerlah yang dipilih. Tetapi, hal ini tidak berarti dalam sajian populer penulis tidak boleh menggunakan kata-kata teknis. Hanya saja, proporsi pemakaiannya diminimalkan agar pembaca tidak terlalu kesulitan untuk memahaminya.


5. Mencermati penggunaan kata-kata abstrak dan konkret


Kata abstrak sering dipertentangkan dengan kata konkret. Kata abstrak adalah kata yang maknanya mengacu pada sesuatu yang tidak dapat dicerap oleh pancaindera. Termasuk ke dalamnya adalah kata-kata yang berkenaan dengan perasaan seperti indah, baik, sedih, dan nyaman; serta konsep atau gagasan seperti keadilan, kebahagiaan, kemanusiaan, dan kesabaran. Karena keabstrakannya, maka pemaknaan setiap orang tentang kata abstrak bisa berbeda-beda. Kata konkret adalah kata yang maknanya merujuk pada sesuatu yang dapat dicerap oleh pancaindra, seperti rumah, orang, pohon, ayam dan buku.


Lalu, kata mana yang dipakai dalam tulisan? Hal ini tergantung pada tujuan tulisan dan jenis penulisan. Kata-kata konkret akan lebih efektif untuk menceritakan atau mendeskripsikan sesuatu karena dapat merangsang pancaindra dan menimbulkan gambaran nyata. Sebaliknya, kata-kata abstrak akan efektif untuk penyampaian sesuatu yang bersifat konseptual dan gagasan yang rumit. Kata itu mampu menjelaskan perbedaan yang halus di antara ide-ide yang bersifat khusus. Walaupun begitu, penulis hendaknya berhati-hati dan tidak berlebihan menggunakan kata-kata abstrak. Karangan yang dipenuhi kata abstrak dapat menjadi samar, kaku, dan tidak mudah dipahami.


6. Memperhatikan kata umum dan khusus


Kata umum biasanya dipertentangkan dengan kata khusus. Perbedaan di antara keduanya didasarkan atas ruang lingkup semantiknya. Semakin luas dan umum jangkauan makna suatu kata, semakin umum pula sifatnya. Sebaliknya, semakin sempit jangkauan suatu kata, semakin khusus pula sifatnya. Karena keluasan daya jangkaunya, kata umum digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide umum, sedangkan kata khusus dipakai untuk penjabarannya.


Semakin umum suatu kata semakin banyak banyak pula kemungkinan tafsirannya. Sebaliknya semakin khusus suatu kata, semakin terarah pula pemaknaannya. Meskipun demikian, tidak berarti penulis harus selalu menggunakan kata-kata khusus dan tidak boleh menggunakan kata-kata umum dalam tulisan. Kata-kata umum tetap diperlukan untuk pengabstraksian, pengklasifikasian, dan penggeneralisasian. Yang harus diperhatikan sebagai penulis, gunakanlah kata-kata umum kalau benar-benar diperlukan. Untuk menghindari pemaknaan yang keliru terhadap kata umum, kadang-kadang pemakaian kata itu dapat disertai penjelasan-penjelasan yang lebih terinci atau contoh-contoh yang lebih konkret. Dengan demikian, tulisan akan lebih jelas dan spesifik.


Tetapi, apakah perincian dari sesuatu yang umum itu selalu dapat memperjelas pembaca? Tidak! Penambahan detail atau rincian kadang-kadang semakin mangaburkan maksud tulisan.


7. Menggunakan kata dengan hemat


Kehematan atau ekonomi kata adalah penggunaan kata yang benar-benar diperlukan dalam berbahasa. Ini artinya, kata-kata yang tidak diperlukan yang jika dihilangkan tidak mempengaruhi arti atau maksud kalimat harus dihindari. Pemakaian kata secara hemat akan menunjang diksi yang kuat. Ungkapan pun akan lebih ringkas, tetapi syarat dengan makna dan informasi. Bagi pembaca, kehematan kata akan membantunya mempermudah menangkap pesan yang disampaikan penulis. Intinya, kalau ada pengungkapan yang lebih langsung kenapa harus menyampaikan sesuatu dengan berbelit-belit?


8. Mewaspadai penggunaan kata-kata yang belum umum dipakai


Ketika menulis, penulis sering dihadapkan pada keinginan untuk memvariasikan kata yang digunakan. Penulis pun kadang-kadang tidak mengetahui padanan kata yang tepat dan populer untuk kata yang digunakan yang berasal dari bahasa daerah, kata dalam bahasa Indonesia yang belum populer, kata bersumber dari bahasa asing atau hasil terjemahan sendiri dari kata asing atau daerah. Sementara itu kalau dipaksakan memakai kata-kata seperti itu, dikhawatirkan pembaca akan bingung yang pada akhirnya akan mengganggu pemahaman mereka atas tulisan yang dibuat.


9. Berhati-hati menggunakan kata baku dan tidak baku


Penulis hendaknya memperhatikan tingkat kebakuan kata yang digunakan dalam tulisannya sesuai dengan masalah yang dibahas, serta pembacanya. Untuk surat-surat atau tulisan pribadi, boleh saja penulis menggunakan kata-kata yang tidak baku. Tetapi untuk tulisan formal, seperti surat dinas, makalah, artikel dan dokumen, pemakaian kata-kata tak baku seharusnya dihindari.


Pemakaian kata-kata tidak baku untuk sebuah tulisan dinas atau ilmiah mencerminkan kekurangcermatan penulisnya.Kalau pun penulis terpaksa menggunakan kata tak baku, maka kata itu hendaknya ditulis dengan huruf miring atau digarisbawahi. Kalau ia ragu akan kebakuan kata yang akan digunakan, ia dapat mengeceknya melalui kamus bahasa Indonesia.


10. Menggunakan majas dengan cermat


Untuk menghidupkan dan mengkonkretkan karangan, penulis dapat menggunakan majas yang dalam buku pelajaran sekolah disebut gaya bahasa. Majas memiliki kekenyalan atau keluwesan makna yang luar biasa. Kandungan arti yang dimilikinya mampu memancing indera pembaca karena sering lebih konkret daripada ungkapan yang harfiah. Lagi pula, majas sering lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam kata-kata biasa.

Meskipun demikian, pamakaian majas yang terlalu banyak dapat mangaburkan kejelasan pesan yang disampaikan penulis. Terlebih-lebih kalau tulisan itu bersifat keilmuan. Dengan demikian, majas handaknya dipakai bila memang sangat diperlukan, terutama untuk mengkonretkan sesuatu yang abstrak atau memadatkan makna.

Thursday, March 18, 2010

DARIN - YOU'RE OUT OF MY LIFE


Lirik :

We had a fight, you cried and ran away

Now it’s late, 4am, can’t reach you

If I could turn back time and make you stay

Maybe then I would still be near you


You’re out of my life, it cuts me like a knife

I’m wounded and it hurts, it hurts, it hurts

Since I can’t tell you

You’re out of my life, but did you have to die?

And now it’s too late, too late, too late to say I’m sorry


It’s taken me across the universe

You were there when I was hurtful

And suddenly, one day you left this world

Now I’m lost, on my own, it’s over


You’re out of my life, it cuts me like a knife

I’m wounded and it hurts, it hurts, it hurts

Since I can’t tell you

You’re out of my life, but did you have to die?

And now it’s too late, too late, too late to say I’m sorry


Sorry… (Aah, aah, aah)


You’re out of my life, it cuts me like a knife

I’m wounded and it hurts, it hurts, it hurts

Since I can’t tell you

You’re out of my life, but did you have to die?

And now it’s too late, too late, too late to say I’m sorry


You’re out of my life…

(It hurts, it hurts, it hurts)

(It hurts, it hurts, it hurts)

It hurts, it hurts, it hurts

Since I can’t tell you I’m sorry

[ DOWNLOAD ]


Darin Zanyar atau yang dikenal dengan Darin adalah runner-up Swedish Idol 2004. Pada 3 Nopember 2009 lalu, terdapat sebuah pengumuman bahwa Darin akan ambil bagian dalam event Melodifestivalen 2010, pertunjukan Swedish yang menentukan siapa-siapa saja yang bakalan ikut serta dalam Eurovision Song Contest 2010 di Oslo, Norwegia. Pada kesempatan tersebut Darin membawakan lagu mid-tempo ballad berjudul You’re Out Of My Life yang ditulis oleh Tony Nilsson dan Henrik Janson. Hingga pada akhirnya You’re Out Of My Life jugalah yang membawanya sampai ke final. Trus, kayak gimana Single You’re Out Of My Life ini ? Aduh, gimana ya! Yang aku tahu sih pada saat pertama kali putar langsung suka. Tapi klimaks lagu ini terdapat pada lirik yang sama dengan judulnya “You’re Out Of My Life”. Very Nice Song.


Setelah saya search di computer pribadi saya, ternyata ada empat single (?) dari album Darin sebelumnya yang tidak kalah asyik dari You’re Out Of My Life sedangkan yang lain aku download. Berikut judul singles dan link downloadnya.


- Desire [ DOWNLOAD ]

- Everything But The Girl [ DOWNLOAD ]

- Peerless [ DOWNLOAD ]

- Insanity [ DOWNLOAD ]

- Money For Nothing [ DOWNLOAD ]

- Perfect [ DOWNLOAD ]

- Runaway [ DOWNLOAD ]

- See You At The Club [ DOWNLOAD ]

- Step Up [ DOWNLOAD ]

- Viva la Vida [ DOWNLOAD ]

- Want Ya [ DOWNLOAD ]

- What If [ DOWNLOAD ]

- Who's That Girl [ DOWNLOAD ]

- Why Does It Rain [ DOWNLOAD ]

- Breathing Your Love (Featuring Kat Deluna) [ DOWNLOAD ]